Rabu, 25 Agustus 2010

HATI


Ketika Tuhan akan menyimpan sebuah rahasia untuk manusia, para Malaikat 
mengusulkan untuk menyimpannya di puncak gunung, di dasar laut, atau di manapun 
yang sulit dijangkau. Namun Tuhan berkata tidak. Akhirnya ditentukan, bahwa 
tempat yang rahasia paling rahasia adalah di: Hati.
Di sekeping daging merah inilah manusia menyimpan rahasia ruang dan waktu 
sepenggal hidupnya.
               
Manusia bisa tersenyum di saat hatinya luka.
Menangis di saat hati sedang berbunga.
Orang yang berkelana diberi kata hati-hati.
Orang yang tidak pernah mau mendengar diberi nama manusia yang berhati batu.
Manusia yang degil adalah manusia yang tak punya hati.
Sedang yang paling beruntung adalah manusia yang mempunyai kebersihan hati dan 
kebeningan ini terpancar hingga ke aura wajah yang meneduhkan, di mana manusia 
lain merasa damai kala di dekatnya, di mana orang-orang ingat Tuhan dengan 
melihat wajahnya.
     
Pernahkah pada sebuah keheningan malam, kita mencoba menyelam ke dasar hati, 
menyelam sedalam-dalamnya? Apakah kita menemukan sesuatu yang mirip dengan duri 
atau menemukan ada sebuah penjara di sana?
     
Terkadang kita terluka oleh sebuah perlakuan orang yang membuat kita jatuh. Dan 
kita membiarkan sakit hati ini terus bersemayam, di mana kita tidak merasa 
nyaman setiap kali kita bertemu dengan orang tersebut. Ketika kita melihat 
orang itu tertawa dan gembira, kita malah merasa iri dan berharap semoga dia 
segera mendapatkan hal yang buruk. Dan ketika hal itu benar-benar terjadi, kita 
malah mensyukurinya. Ya, akuilah dengan jujur, kita pernah merasakan dan ini 
sangat manusiawi. Ibarat perang dingin, inilah yang disebut sebagai dendam 
terselubung. Memang waktu akan menyembuhkan, tapi berapa lama?
     


Di saat kita jatuh atau terluka karena orang lain, terkadang susah bagi kita 
untuk mendamaikan hati. Jika pikiran kita bisa menerima dengan hitung-hitungan 
akal, maka hati tidak bisa dikalkulasi. Si lemah hati akan membiarkan hatinya 
terus terpuruk. Si gelap hati akan mendendam rasa dan tidak pernah memaafkan.. 
Sedang yang beruntung adalah ketika ia diberi cobaan, ia ridha, ikhlas, dan ia 
segera berusaha untuk sabar dan merelakan segala sesuatu yang memang tidak 
seharusnya menjadi miliknya. Lebih jauh, ia tetap masih bisa mensyukuri, bahwa 
apa pun yang tidak berpihak kepadanya adalah jalan yang terbaik saat itu. 
Karena boleh jadi, apa yang menurut kita baik ternyata buruk, dan sebaliknya. 
Yang Maha Merencanakan mengetahui, sedang kita tidak.
   
Hati adalah kita yang memilikinya. Ia ada di dalam dada ini dan di dalam hati 
ini jua nurani kita tersimpan.
Namun kita sering melakukan perbuatan yang kita sendiri tahu itu salah. Kita 
ingkari nurani.
Hari ini kita senang terhadap sesuatu, boleh jadi esok kita akan sangat 
menyesal karena kemarin kenapa kita menyukainya.
Maha Besar Tuhan yang berkuasa membolak-balikkan hati kita.
   
Catur Catriks
http://caturcatriks.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar