cinta adalah impian tapi bukan berarti cinta selalu tumpuan harapan dalam hidup
dalam cinta yang terpenting adalah keiklasan,,,
memahami sesuatu yang akan terjadi, mngerti apa yang sedang terjadi dan merelakan sesuatu yang tak pernah terjadi...
kesabaran adalah harapan yang terindah dalam hidup ini.. dan sesungguhnya kebahagiaan itu bukan siapa kita dan seperti apa kita tetapi kebahagiaan itu adalah apa yang telah kita berikan dalam ketulusan hati ini,, dan juga bukan apa yang kita dapat tetapi apa yang kita perbuat...
Minggu, 22 November 2009
Ada Apa Dengan Valentine's Day ?
Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine's Day. Biasanya mereka saling mengucapkan "selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah “hari kasih sayang”. Benarkah demikian?
SEJARAH VALENTINE’S DAY
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day :
“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).
Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).
Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!
Saudaraku, itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?.
SEJARAH VALENTINE’S DAY
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day :
“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).
Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).
Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!
Saudaraku, itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?.
Jumat, 20 November 2009
cinta bukan ucapan semata...
cinta karna hati bukan kesenangan..
karena cinta dapat saling berbagi....
cinta pasti akan hilang..
kecuali cinta yang menganugrahkan cinta...
jangan pernah melihat cinta dari hal yang terlihat...
kebesaran cinta akan selalu tersembunyi....
karena cinta mengerti akan diri...
cinta itu diam...
mengharapkan kebahagiaanya.. namun tidak untuk kebahagiaan sendiri...
cinta itu ketulusan....
menyadari segala kekurangan yang ada...
dan berfikir apa yang dilakukan dan apa yang diperlakukan....
cinta itu nurani.... dan cinta itu senyuman.
cinta karna hati bukan kesenangan..
karena cinta dapat saling berbagi....
cinta pasti akan hilang..
kecuali cinta yang menganugrahkan cinta...
jangan pernah melihat cinta dari hal yang terlihat...
kebesaran cinta akan selalu tersembunyi....
karena cinta mengerti akan diri...
cinta itu diam...
mengharapkan kebahagiaanya.. namun tidak untuk kebahagiaan sendiri...
cinta itu ketulusan....
menyadari segala kekurangan yang ada...
dan berfikir apa yang dilakukan dan apa yang diperlakukan....
cinta itu nurani.... dan cinta itu senyuman.
Kamis, 19 November 2009
terkadang cinta itru menyakitkan,..!
jangan pernah menangis karena tersakiti oleh cinta, dan janganlah putus asa ketika hilangnya seseorang yang kita sayangi telah pergi,namun tuhan lebih mengerti apa yang terbaik untuk kita, dan tuhan memberikan sesuatu yang salah dahulu sebelum yang terbaik itu datang kepada kita,,, berjalan itu tak hanya satu langkah masih banyak harapan yang tersimpan.... jadi,, apa yang telah pergi lupakanlah..!!! jangan mengungkap apa yang telah terjadi, pendamlah masa lalu itu sedalam-dalamnya, memang kesedihan itu akan ada dan bayang-bayang itu masih terlihat.. namun tersenyumlah tunjukan bahwa engkau menyayanginya yaitu tidak dengan bersamanya namun merelakannya demi untuk kebahagiaanya.itulah kebesaran cinta
jangan pernah menangis karena tersakiti oleh cinta, dan janganlah putus asa ketika hilangnya seseorang yang kita sayangi telah pergi,namun tuhan lebih mengerti apa yang terbaik untuk kita, dan tuhan memberikan sesuatu yang salah dahulu sebelum yang terbaik itu datang kepada kita,,, berjalan itu tak hanya satu langkah masih banyak harapan yang tersimpan.... jadi,, apa yang telah pergi lupakanlah..!!! jangan mengungkap apa yang telah terjadi, pendamlah masa lalu itu sedalam-dalamnya, memang kesedihan itu akan ada dan bayang-bayang itu masih terlihat.. namun tersenyumlah tunjukan bahwa engkau menyayanginya yaitu tidak dengan bersamanya namun merelakannya demi untuk kebahagiaanya.itulah kebesaran cinta
Rabu, 18 November 2009
Selasa, 17 November 2009
cinta sejati memang tak pernah ada namun terdapat cinta yang tulus dari hati seseorang.. bukan berarti cinta selalu hanya untuk mu karena cinta itu pasti akan menemukan kesebuah titik kebosanan... so,,, bisa dibilang wajar jika cinta itu berpaling dan itu pun tidak dengan hati namun hanya menghapuskan kejenuhan yang ada..
jadi. janganlah terlalu menekan sesuatu keinginan kekasih mu karena akan mengakibatkan hati yang tulus itu akan berubah menjadi kebencian dan juga jangan terlalu melepas begitu saja.. lakukan lah sewajarnya jangan berlebihan dan juga kekurangan..
jadi. janganlah terlalu menekan sesuatu keinginan kekasih mu karena akan mengakibatkan hati yang tulus itu akan berubah menjadi kebencian dan juga jangan terlalu melepas begitu saja.. lakukan lah sewajarnya jangan berlebihan dan juga kekurangan..
Langganan:
Postingan (Atom)